Journal 1"Behaviorisme Thorndike, Pavlov, Skinner"
Teori belajar behavioristik merupakan teknik
pembelajaran yang memandang bahwa perilaku belajar seseorang hanya kejadian
yang tampak dengan kasat mata/ nampak secara fisik dan mengabaikan aspek-aspek
mental. Ada tiga tokoh dalam teori belajar behavioristik Edward Lee
Thorndike, Ivan Petrovich Pavlov, dan Burrhus Frederic Skinner. Thorndike
melakukan percobaan dengan memasukkan kucing lapar ke dalam sangkar. Percobaan ini
bertujuan untuk memunculkan stimulus dan respons. Untuk memunculkan respons
yang tepat diperlukaan percobaan trials dan errors. Percobaan yang dilakukan
adalah dengan memasukkan kucing yang telah dilaparkan ke dalam sangkar yang
tertutup. Dalam sangkar tersebut terdapat tombol yang jika disentuh dapat
membuka sangkar tersebut secara otomatis, sehingga kucing dapat memakan makanan
yang terdapat diluar sangkar. Percobaan ini dilakukan 10-12 kali hingga kucing
dapat dengan sengaja menyentuh tombol sehingga sangkar terbuka. Teori tersebut
menghasilkan bahwa belajar merupakan kegiatan mencoba-coba dan gagal sampai
mendapatkan hasil yang diinginkan.
Ivan Petrovich Pavlov melakukan eksperimen
menggunakan anjing dengan mengadakan operasi pada bagian luar sehingga terlihat
kelenjar air liurnya. Apabila diperlihatkan makanan maka air liur anjing
tersebut akan keluar. Percobannya adalah dengan memberikan sinar merah setelah
itu baru makanan. Setelah dilakukan berulang kali maka dengan sendirinya jika
diberikan sinar merah tanpa makanan air liur anjing tersebut akan keluar dengan
sendirinya. Percobaan tersebut menghasilkan classic
conditioning dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus
bersyarat yang berulang-ulang akan menghasilkan reaksi yang diinginkan.
Burrhus Frederic Skinner melakukaan bercobaa
dengan memasukkan tikus yang telah dilaparkan ke dalam kotak yang disebut
dengan “skinner box”. Dalam box tersebut terdapat tombol, alat pemberi makanan,
penampung makanan, lampu yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat
dialiri listrik. Karena tikus tersebut lapar maka ia berusaha untuk keluar
mencari makanan, tikus tersebut berlari kesana kemari dan tidak sengaja
menyentuh tombol sehingga makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai
peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus. Dari hasil percobaan tersebut
Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam pembelajaran adalah penguatan.
Penguatan ini dibagi menjadi dua yaitu positif dan negatif. Positif dengan
memberikan hadiah, perilaku, atau penghargaan. Negatif dengan memberikan
hukuman, pemberian tugas tambahan, dan perilaku tidak senang.
Menurut saya teori behaviorisme merupakan bentuk pembelajaran
yang sering dipakai di dalam pendidikan di Indonesia. Pembelajaran tersebut
lebih banyak bersifat satu arah, yaitu guru memberikan pelajaran dan siswa
bersikap pasif dalam menerima pembelajaran sehingga tidak terjadi interaksi aktif
dalam kelas. Siswa tidak dapat menjadi kreatif karena siswa hanya menerima
materi dan tidak diperbolehkan memunculkan ide-ide kreatif. Konsep pembelajaran
teori behavioristik merupakan pelatihan agar terbentukya perilaku akibat dari
adanya hubungan stimulus-respon yang terjadi berulang-ulang kali dengan adanya
dukungan hadiah dan hukuman. Apakah teori behaviorisme ini dapat cocok
digunakan di semua mata pelajaran? Mungkin ada beberapa pembelajaran yang bisa
cocok dengan teori behaviorisme seperti percakapan bahasa asing, mengetik,
menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga, dsb. tetapi untuk pelajaran
yang lainnya mungkin kurang pas untuk digunakan.
Komentar
Posting Komentar